Saat melamar pekerjaan sebagai guru Hogwarts pada Albus Dumbledore, Trelawney membuat sebuah ramalan. Demikian isi ramalan itu:
"Yang memiliki kekuatan untuk menaklukkan Pangeran kegelapan sudah dekat…dilahirkan kepada mereka yang telah tiga kali menantangnya, dilahirkan bersamaan dengan matinya bulan ketujuh…
dan Pangeran Kegelapan akan menandainya sebagai tandingannya, tetapi dia akan memiliki kekuatan yang tidak diketahui Pangeran Kegelapan…
dan salah satu harus mati di tangan yang lain, karena yang satu tak bisa hidup sementara yang lain bertahan”
Mengetahui separuh ramalan itu, Voldemort kemudian memutuskan untuk membunuh Harry Potter dengan maksud mencegah ramalan itu terjadi. Namun tindakannya itu hanya merupakan bunuh diri dan justr membuat ramalan itu menjadi nyata. Saya yakin Anda pernah membayangkan, bagaimana seandainya Voldemort tidak pernah mengetahui ramalan itu? Karena sedikit perbedaan itu bias membuat nasib Harry dan Voldemort berbeda. Ya, Voldemort sendiri yang telah membuat ramalan itu menjadi kenyataan. Kalau Anda pernah dengar, ini disebut self fulfilling prophecy atau ramalan yang dipenuhi sendiri.
Self-fulfilling prophecy adalah sebuah ramalan/prediksi yang secara langsung atau tidak menyebabkan prediksi itu menjadi kenyataan, karena feedback positif antara kepercayaan dan perilaku. Contoh sederhananya adalah: Jika Astoria percaya bahwa pernikahnnya dengan Draco akan gagal, maka dia akan takut melakukan kesalahan dan akhirnya kesalahan itu benar-benar terjadi sehingga pernikahannya benar-benar gagal. Contoh lainnya: Bila orang-orang percaya pada prediksi bahwa harga minyak akan naik, itu menyebabkan orang-orang takut dan membeli minyak dalam jumlah banyak. Akhirnya minyak menjadi langka dan harganya benar-benar menjadi naik.
Self-fulfilling prophecy pada awalnya adalah sebuah definisi yang salah dari sebuah situasi yang menyebabkan tindakan baru yang menyebabkan konsepsi yang salah tadi menjadi “benar”. Tapi bagis seorang peramal, Trelawney misalnya, ini adalah sebuah pembuktian bahwa ia benar sejak awal. Dengan kata lain, sebuah ramalan dinyatakan benar ketika itu sebenarnya salah dan dapat memengaruhi orang, baik melalui ketakutan (seperti Voldemort yang takut dikalahkan) atau kebingungan logis, sehingga reaksi orang tersebut memenuhi ramalan yang salah.
Dalam dunia literature klasik maupun modern, self-fulfilling prophecy sering digunkan sebagai alat dalam cerita untuk menjelaskan alas an suatu tindakan, termasuk dalam Harry Potter. Ketakutan Voldemort akan ramalan itu membat dia bertindak yang menyebabkan ramalan itu terpenuhi. Keputusannya untuk dating ke Godrc’s Hollow malam itu telah mengikat takdirnya dengan Harry. Seperti kata Dumbledore, Harry punya pilihan untuk tidak menghadapi Voldemort. Tapi kenyatan bahwa Voldemort tak akan berhenti mencari Harry sebelum Harry mati, menyebabkan Hrry harus menghadapinya.
Trelawney dan Ramalan
Sejak awal kita sering diberikan gambaranbahwa Trelawney adalah guru yang kurang kompeten, dan bahwa mata pelajaranna adalah cabang ilmu sihir yang paling tidak akurat. Kelas ramalan sering kali diremehkan, bahkan Dumbledore pernah berpikian untuk meniadakan saja pelajaran itu setelah Dolores Umbridge memecat Trelawney.
Ramalan, baik yang dibuat oleh Trelawney atau bukan, memang tidak selalu terjadi. Beberapa kali Trelawney meramalkan maut pada Harry Potter dan iu tak terjdi.Firenze, dari bangsa Centaurus yang ramalannya terkenal jitu, juga salah meraalkan Harry akan mati dalam pertempuran menghadapi Dark Lord.
Tapi di sisi lain beberapa ramalan benar terjadi. Ramalan Treawney di buku Prisoner of Azkaban, tentang seorang abdi yng akan bersatu dengan tuannya dan membantu kebangkitan tunnya, ternyata terjadi. Ramalan memang bias terjadi tapi itu tidk pasti. Karena itu, baik di dunia Muggl mupun penyihir, ramlan sangat berbahaya. Ironisnya, seorang peramal seperti Trelawney tidak akan menyadari kibt dari ramalan yang dibuatnya.